Self-love and selfisnes

 Apa yang pertama kali terlintas dipikiran kita saat mendengar kata self-love? Apakah seperti sifat keegoisan. Dulu itulah yang kupikirkan.
 
 Jika kamu berpikir seperti itu gakpapa, itu wajar. Karna terkadang kita harus melewati banyak hal untuk bisa tau dan mengerti. 
 Aku cerita sedikit ya, ini dimana waktu aku masih sekolah. Malam itu entah angin apa aku sangat bersemangat untuk kesekolah besok. Kusiapkan semua alat tulis dan buku sekolahku, kumasukkan dalam tas dan mengerjakan tugas praktik waktu itu. Karna terlalu bersemangat akhirnya tiba jam 2 pagi dan tugasku pun selesai.
 Sebelum tidur aku menyiapkan alarm biar tidak terlambat kesekolah besok. Jam 5pagi alarmku sudah berbunyi bukannya bangun aku malah mematikan alarm dan tidur lagi. Terbangun lagi di jam 7, coba tebak apa yang aku lakukan?. Aku marah-marah dan memaki diri sendiri padahal kalau aku langsung mandi dan bergegas kesekolah mungkin cuma dimarahin sama penjaga sekolah.
 Selain karna airnya dingin, aku sebenarnya kadang malas dimarahin kalau sudah marahin diri sendiri. Karna menuruti ego aku tidak berangkat sekolah. Aku yang muda tidak menghargai diri sendiri yang sudah semalaman menyiapkan hari esok, tidak menghargai berapa banyak biaya yang dikeluarkan ortuku dan menjadi pecundang disekolah, dinegara dan mungkin dimata tuhan. 

  Pasti pernah kan kamu punya masalah tapi dipendam doang. Dipikirin terus bukan diselesain. Itu buat hidup kita tidak sehat banget. Dan menjadi egois terhadap diri sendiri. 
Ada juga saat kita mengharapkan seseorang atau siapapun itu paham dan mampu membaca kita tanpa kita beritahu.
 Mungkin dengan alasan kalau diberi tahu akan panjang urusannya atau malas ributlah. Bukankah kita sedang egois dengan orang itu. Mereka bukan dukun apalagi Tuhan. Saat kita marah dan emosi kita memuncak tanpa sadar kita bisa menjadi egois.

 Saat aku dengan perasaan amarah langkah jalanku terasa sangat cepat dan aku bisa saja tidak tau apa yang terjadi disekitarku. Apapun itu memang bukan urusanku tapi setidaknya jika aku punya empati seharusnya aku melakukan sesuatu.

 Coba perhatikan orang-orang egois yang mementingkan dirinya sendiri, mereka mampu melakukan apapun yang mereka mau bagaimanapun caranya tanpa memikirkan orang-orang disekitarnya. Padahal kita tidak hidup sendiri didunia ini.
 
 Ada banyak orang yang harus kita perdulikan dan sayangi. Ini aneh karna kita perlu melihat diri kita sendiri terlebih dahulu, jadi ketika orang egois hanya melihat dirinya sendiri sedikit terdengar sama. Ini perbedaan jauh, Pernah dengarkan orang yang mencintai dirinya mampu memperlakukan dirinya lebih baik.
 Bukankah saat kita nyaman dengan diri sendiri, mampu mencintai dan memperlakukan dengan kasih sayang. Saat kita melihat orang lain tanpa sadar empati kita secara alami menggerakkan diri untuk melakukan hal yang sama. Dari situ pendapatku berubah bahwa memperhatikan dan memikirkan diri sendiri bukanlah suatu keegoisan.

Okkey tunggu aku di tulisanku selanjutnya ya, semoga harimu menyenangkan dan berbahagialah. 



Komentar

Postingan Populer