Membaca - Salah satu bentuk Self-Love yang Terlupakan
Kenapa Membaca Itu Perlu: Sebuah Bentuk Self-Love yang Sering Terlupakan
Pernahkah kamu merasa begitu lelah dengan kehidupan sehari-hari hingga lupa menyediakan waktu untuk dirimu sendiri? Dalam dunia yang semakin sibuk, kita terus-menerus berlari dari satu tugas ke tugas lainnya, merasa terjebak dalam rutinitas tanpa akhir. Ketika kita terjebak dalam pusaran ini, kapan terakhir kali kita berhenti sejenak dan memberikan ruang bagi diri sendiri untuk bernapas, untuk merasa bebas?
Bagi banyak orang, jawabannya terletak pada sesuatu yang mungkin sering kita abaikan: Membaca.
Tentang Pelarian Sejenak
Beberapa tahun lalu, saya mengalami hari-hari di mana segalanya terasa terlalu berat. Tugas-tugas menumpuk, deadline semakin dekat, dan kepala ini penuh dengan pikiran yang berlarian tanpa henti. Saat itulah saya melihat sebuah buku di rak yang sudah lama tak tersentuh. Saya mulai membacanya, satu halaman, lalu dua, hingga tak terasa sudah setengah jalan. Anehnya, rasanya seperti semua beban yang ada di pundakku tiba-tiba saja terangkat.
Membaca buku itu tidak hanya memberiku pengetahuan, tetapi juga memberiku ruang untuk bernapas. Setiap lembaran yang kubaca terasa seperti terapi—aku bisa duduk dalam diam, menikmati momen hanya untuk diriku sendiri. Ada semacam kenyamanan di dalamnya, di mana dunia yang kuselami dalam buku itu membuatku lupa sejenak akan kekacauan di dunia nyata.
Membaca Adalah Sebuah Bentuk Self-Care
Sering kali, kita mengaitkan "self-love" atau "self-care" dengan aktivitas seperti meditasi, olahraga, atau skincare routine. Tapi, ada hal yang sama pentingnya: **membaca**. Ketika kamu duduk dengan sebuah buku, kamu tidak hanya memberi otakmu istirahat dari stres dan tekanan sehari-hari, tetapi juga memberikan ruang bagi jiwamu untuk tenang dan tumbuh.
Buku bisa menjadi jendela ke dunia lain, tempat di mana kamu bisa mengalami petualangan baru, mengenal karakter-karakter yang inspiratif, dan mendapatkan perspektif hidup yang berbeda. Setiap buku yang kamu baca bisa menjadi sahabat yang setia di saat kamu butuh pelarian dari realitas yang melelahkan.
Apa yang Dikatakan Orang Sukses Tentang Membaca?
Tidak perlu jauh-jauh mencari contoh mengapa membaca begitu penting. Bill Gates, salah satu orang terkaya di dunia, mengatakan bahwa dia membaca sekitar 50 buku setiap tahunnya. Oprah Winfrey, seorang tokoh inspiratif, juga mengaitkan banyak dari kesuksesannya dengan kebiasaan membaca yang dia jaga sepanjang hidupnya. Mereka adalah orang-orang yang sangat sibuk, tapi mereka selalu menyempatkan diri untuk membaca.
Apa yang mereka tahu, dan mungkin kita lupakan, adalah bahwa membaca adalah investasi jangka panjang untuk diri sendiri. Ketika kamu membaca, kamu sedang membangun sesuatu di dalam dirimu—pengetahuan, wawasan, bahkan empati. Membaca memperluas pandanganmu terhadap dunia dan membantu kamu menjadi versi terbaik dari dirimu sendiri.
Jangan Sampai Ketinggalan
Bayangkan jika kamu tidak membaca. Kamu mungkin akan ketinggalan cerita-cerita luar biasa, ide-ide brilian, atau bahkan inspirasi yang bisa mengubah hidupmu. Di zaman sekarang, informasi bergerak cepat, dan mereka yang tidak memperluas wawasan melalui membaca bisa saja tertinggal di belakang.
FOMO (Fear of Missing Out) bukan hanya tentang media sosial atau tren terbaru, tapi juga tentang kehilangan kesempatan untuk belajar dan berkembang. Dengan setiap buku yang kita lewatkan, ada pengalaman yang tidak kita dapatkan, ide yang tidak kita ketahui, atau mungkin sebuah solusi yang kita butuhkan tapi tak pernah kita temukan.
Mengapa Membaca Itu Perlu? Karena Ini Bentuk Cinta Diri Terbesar
Membaca adalah waktu untuk diri sendiri—sebuah ruang untuk menjauh dari hiruk-pikuk dan kembali ke dalam diri. Dalam setiap halaman yang kita baca, kita menemukan keindahan dalam keheningan, kekuatan dalam pengetahuan, dan kebebasan dalam imajinasi.
Kenapa saya menyarankan untuk membaca sebuah buku?
Bagi beberapa orang membaca buku terdengar seperti sesuatu yang sangat tertinggal. Bagi saya pemikiran seperti itu betul-betul sangat tertinggal. Walaupun tidak harus melewati mediasi buku semua orang pasti akan membaca dalam kondisi apapun. Ketika membaca petunjuk, mencari informasi di google, menonton drama, bahkan hanya sekedar membaca status atau komenan di sosmed.
Buat saya sendiri kelebihan dari membaca buku adalah restart dari cara berpikir. Saat kita mengambil buku dan membaca setidaknya 15 menit sekali duduk. Saat bangun dari kursi, semua terasa baru. 15 menit saya terasa sangat berharga karena bukan hanya pengetahuan baru atau merasa hebat. Bahkan saya bisa diam atau bengong beberapa detik untuk mencernanya. Berbeda saat membaca di layar ponsel, rasanya walau saya mendapatkan sesuatu yang baru saya mudah terdiktrasi dengan beberapa notif atau hanya sekedar intrusive though. Baru sehalaman sudah ada notif, atau bahkan tidak ada notif saya akan selalu membuka jendela layar atas ponsel untuk hanya sekedar membersihkan chache nya.
Berbeda dengan membaca buku, saat mencari informasi atau menghabiskan waktu di sosmed kita bisa mendapatkan hampir ratusan informasi dari kurang lebih satu jam. Kita jadi tau apa yang dimakan idola kita, apa yang dipakai tetangga sebelah, darimana datangnya cicak, kucing disebrang melahirkan kembar 7, bahkan perceraian yang seharusnya menjadi urusan mereka. Terdengar hebat bukan, tapi apakah itu benar-benar membantu dirimu. Bagi saya itu hanya memberikan saya tambahan waktu mana yang benar-benar bisa menghibur dan bermanfaat bagi saya dan mana yang hanya akan memberikan efek buruk bagi saya.
Membaca buku memberi kita focus lebih dalam satu tujuan. Jika kamu menginginkan tutorial menjadi seorang pembicara yang hebat, kamu akan menemukan banyak macam buku yang bisa menjawabnya. Tapi untuk menyelesaikan satu buku kamu butuh waktu, dan itu jauh lebih efektif untuk meningkatkan pemahaman seseorang.
Beberapa alasan yang saya temukan kenapa seseorang tidak ingin membaca?.
Membaca buku terdengar sangat membuat ngantuk bagi beberapa orang, termasuk saya sendiri. Bahkan beberapa kali saat tidak bisa tertidur saya akan mengambil buku untuk dibaca hingga tertidur. Mengantuk karna nyaman atau bosan adalah sesuatu yang wajar, bukan sebuah masalah. Karna membaca sendiri adalah kemauan kita, jika tidak begitu butuh kenapa dipaksa.
Ada juga beberapa teman yang ingin sekali bisa memiliki kebiasaan membaca tetapi tidak tahan melihat kalimat kecil yang begitu rapi dan banyak, sehingga saya menyarankan beberapa buku yang sesuai dan lebih banyak mengandung unsur gambar. Ada juga beberapa teman yang merasa dia lebih suka membaca novel dibanding buku-buku ilmu pengetahuan, dan itu membuatnya merasa dia tidak memiliki kebiasaan membaca. Padahal orang-orang yang suka membaca novel biasanya lebih peka terhadap emosi seseorang, dan lebih luwes dalam sekitar lingkungannya. Hanya karena kamu tidak membaca buku-buku ilmu pengetahuan bukan berarti kamu tidak membaca.
Buku tidak hanya memberi ilmu, tapi juga bisa menjadi sahabat yang setia dalam situasi sulit, menginspirasi, atau menyelamatkan dari kebosanan. Jadi, kapan terakhir kali kamu duduk dan menikmati sebuah buku? Jangan biarkan waktu berlalu tanpa memberimu kesempatan untuk terhubung kembali dengan dirimu sendiri. Ambil buku favoritmu, duduklah di tempat nyaman, dan berikan dirimu hadiah sederhana tapi berharga: waktu untuk membaca.
Karena, seperti yang mereka katakan, "Membaca adalah untuk pikiran seperti olahraga untuk tubuh." Tidakkah kita semua pantas mendapatkan itu?






Komentar
Posting Komentar